Kritisi Program Susu Gratis Prabowo-Gibran, Hary Tanoe: Ada Uangnya Tidak?


 Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo mengkritisi program bagi-bagi susu calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. 

Menurutnya, program itu tak realistis karena akan membebani uang negara yang bisa digunakan untuk biaya pembangunan.

“Masalahnya ada uangnya atau tidak? Kalau dipaksakan itu pasti ambil jatah uang pembangunan,” sebut Hary di Grha Oikumene, Salemba, Senen, Jakarta, Jumat (5/1/2024). 

Ia memandang, uang negara untuk pembangunan tak boleh dikurangi. Alasannya, bakal berpengaruh terhadap progres pertumbuhan ekonomi. 

“Ingat, pertumbuhan ekonomi enggak akan tercapai, akan turun, akan melandai, itu risikonya,” kata dia. 

Sebelumnya, program Prabowo-Gibran soal bagi-bagi susu gratis dikritik oleh calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar. Ia tak yakin program itu realistis karena pasokan susu dalam negeri tak mencukupi. 

Maka, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyatakan bahwa jika direalisasikan program itu pasti akan impor susu. 

Di sisi lain, Prabowo menyatakan bakal melakukan impor 1,5 juta sapi untuk memenuhi kebutuhan susu gratis tersebut.

“Jadi, kita mungkin harus impor 1 juta atau 1,5 juta sapi. Dalam dua tahun dia akan melahirkan, kita akan punya 3 juta. Kira-kira begitu strategi kita," tuturnya dalam diskusi bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024).

Menurut Prabowo, impor sapi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minimal sapi dalam memproduksi susu, yakni sebanyak 2,5 juta ekor. 

Prabowo menjelaskan, target dari program susu gratis ini mencapai 82 juta anak. Dengan begitu, kata dia, dibutuhkan sekitar 40 juta liter susu. 

"Kita butuh untuk kasih susu ke anak-anak kita 82 juta anak. Kalau mereka minum 500 cc, kita butuh berarti sekitar 40 juta liter. Berarti kita minimal perlu sapi perah ya minimal mungkin 2,5 juta," tuturnya. 

"Jadi sekarang saya katakan kita punya niat enggak, kita punya kehendak politik atau tidak. Kalau kita punya kehendak politik, ya sudah untuk 1, 2, 3, 4 tahun kita beli sapinya kita kembangkan di Indonesia," sambung Prabowo. 


Sumber: Kompas 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel