4 Fakta Tungku Smelter di Morowali Meledak: Pemilik hingga Penyebab


 Tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) meledak. Insiden ini menelan korban jiwa.

Apa penyebabnya dan bagaimana fakta-faktanya? Berikut rangkumannya:

4 Fakta Tungku Smelter di Morowali Meledak:

1. Penyebab Ledakan Menurut Saksi

Tungku smelter PT ITSS di Morowali meledak Minggu pagi. Informasi ini berasal dari Ketua Exco Partai Buruh Kabupaten Morowali, Katsaing.

"Pada pukul 5.30 WIB, menurut kesaksian karyawan pero silicone PT ITSS sedang melakukan perbaikan tungku, dan melakukan pemasangan plat pada bagian tungku tersebut yang mengakibatkan ledakan sehingga membuat beberapa tabung oksigen di sekitaran area juga meledak," ujar Katsaing dalam keterangan tertulis, Minggu (24/12/2023).

Akibat ledakan itu, diduga ada belasan orang yang meninggal dunia. Termasuk ada yang kritis, luka berat, maupun luka ringan.

Menanggapi hal itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)/Partai Buruh Said Iqbal mengatakan bahwa hal itu merupakan dampak dari investasi China di Morowali menyebabkan upah murah dan mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Oleh karena itu, Said Iqbal meminta segera dibuat Tim Pencari Fakta dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan berbagai instansi terkait. Ia ingin Tim Pencari Fakta segera turun ke lapangan untuk menyelidiki apa yang sesungguhnya terjadi.

"Persoalan K3 sudah terjadi berulang-ulang. Bahkan sampai memakan korban jiwa. Ini tidak bisa dibiarkan," kata Said Iqbal.

"Karena persoalan K3 sudah sering terjadi, kami juga meminta pidanakan pengusaha. Seringnya terjadi kasus, hal itu menunjukkan bukan saja karena kelalaian, tetapi diduga akibat terjadinya pembiaran," lanjutnya.

2. Profil PT ITSS

Mengutip data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, ada lima pemegang saham PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel. Mereka adalah Ruipu Technology Group Company Limited dari China dengan kepemilikan 20%, Tsingtuo Group Co Ltd dari China dengan kepemilikan 10%, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dari Indonesia dengan kepemilikan 10%.

Berikutnya, Tsingshan Holding Group Company Limited dari China merupakan pemegang saham mayoritas dengan porsi 50% dan Hanwa Company Limited dari China dengan kepemilikan sebesar 10%.

Dalam data tersebut tercatat ada 5 direksi dan 4 komisaris. Wu Huadi merupakan presiden perusahaan. Kemudian ada Hamid Mina, Zhang Fan, Lin Jiqun, dan Zhao Fanfan sebagai direktur. Xiang Binghe tercatat sebagai presiden komisaris perusahaan. Berikutnya ada Xiaoxia Yang, Wang Renhui dan Zhang Qiguang sebagai komisaris.

Dikutip dari Bloomberg, Tsingshan Holding Group Company Limited yang merupakan pemegang saham mayoritas, merupakan perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan produk baja tahan karat atau stainless steel. Perusahaan ini memproduksi baja tuang tahan karat, batangan baja, kawat baja, pelat baja, dan produk lainnya. Tsingshan Holding Group mengekspor produknya ke Asia Tenggara, Eropa, Amerika, dan negara serta wilayah lain.

Sementara, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi menyampaikan, pihaknya prihatin atas insiden tersebut. Pihaknya juga menyampaikan, perusahaan merupakan pemegang izin usaha industri (IUI) yang aturan keselamatan dan pengawasannya di bawah Kementerian Perindustrian.

"KESDM turut prihatin atas insiden meledaknya tungku smelter di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS) di Kabupaten Morowali, bersama ini kami laporkan bahwa perusahaan tersebut merupakan izin usaha industri (IUI) yg aturan keselamatan dan pengawasannya di bawah kewenangan Kementerian Perindustrian," katanya kepada detikcom.

3. Luhut Terjunkan Tim

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menerjunkan tim untuk mengusut penyebab tungku smelter yang meledak di Morowali. Rencananya, tim akan berangkat hari Selasa atau Rabu.

"Iya Selasa/Rabu ini berangkat," kata Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Septian Hario Seto kepada detikcom lewat pesan singkat.

Tim yang meluncur, kata dia, sementara dari Kemenko Marves dulu. Saat ini, pihaknya juga berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk penanganan korban.

"Fokus ke penanganan korban dan keluarga. Sambil nanti dilakukan penyelidikan mengapa hal ini bisa terjadi," katanya.

4. Fokus ke Korban

Kemenko Marves telah meminta ke pengelola kawasan untuk fokus pada penanganan korban. Hal itu sebagai respons atas meledaknya tungku smelter PT ITSS di Morowali.

"Pihak Kemenko Maritim dan Investasi telah meminta pihak Kawasan untuk mengutamakan penanganan korban dan keluarga mereka," kata Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi kepada detikcom.

Dia mengatakan, Kemenko Marves telah melakukan koordinasi intensif dengan PT IMIP dan Forkimda setempat untuk memastikan bahwa respon dilaksanakan cepat dan efektif.

"Pihak Kawasan telah membentuk tim khusus yang bertanggung jawab atas penanganan pasca kecelakaan, termasuk dukungan emosional bagi keluarga korban dan analisis menyeluruh atas penyebab kecelakaan. Langkah ini untuk memastikan bahwa semua aspek kecelakaan ini ditangani dengan serius dan profesional," terangnya.

Dia menambahkan, pihaknya meminta penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui penyebab kecelakaan ini dan agar pihak kawasan berkomitmen untuk transparansi serta akan membagikan informasi segera setelah tersedia.

"Untuk memastikan bahwa semua aspek penanganan kecelakaan ini berjalan sesuai rencana, tim dari Kemenko Marves akan segera berangkat untuk memeriksa kondisi di lapangan," katanya.


Sumber: detik 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel